KANDUNGAN SURAH AL-FATIHAH MENURUT AL. AZZAR PROF HAMKA



1.   Bismillahirrahmanirrahim. “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”

Ayat pertama ini menegaskan pentingnya penyebutan atau tepatnya pengakuan manusia atas kuasa Tuhan, atas keesaan-nya dan atas segala kebesarannya. Manusia diajarkan dan diharuskan mengakui kemaha pemurahan Tuhan dan kemaha penyayangannya. Disini pengakuan-pengakuan itu merupakan harga mati atas setiap manusia. Jadi ayat ini bukan sekedar mengajarkan penyebutan atas nama Tuhan, melainkan deklarasi atas kebesarannya yang pada ayat itu direpresentasikan melalui lafadz ar-rahman dan ar-rahim.

2.    Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. “Segala puji Tuhan, yaitu Tuhan bagi semesta alam”.

Setelah manusia mengakui segala kebesaran Tuhan, maka pada ayat kedua ini Tuhan melalui surat al-fatihah menasehatkan manusia supaya melakukan pendekatan pribadi kepadanya, yaitu dengan cara memujinya. Ini adalah langkah pertama yng harus dilakukan manusia setelah ia menegaskan pengakuan tadi. Sebenarnya kebesaran Tuhan tidaklah berkurang tanpa pujian manusia dan segenap makhluk, dan kebesarannya pun tidak pula bertambah dengan pujian-pujian itu. Dengan demikian ayat ini sebenarnya lebih menekankan kepada pengajaran dan pendidikan kepada manusia bagaimana dia berkomunikasi dengan Tuhan yang telah dikenalnya tadi.

3.    Arrahmanirrahim. “ Tuhan yang maha pemurah lagi maha penyanyang”.

Pengulangan pujian ini untuk sebuah penegasan. Ar-Rahman bermakna Tuhan yang maha pemurah, atau pengasih. Dia mengasihi seluruh makhluk yang ada di dunia, baik yang beriman atau yang bukan. Sedangkan Ar-Rahim bermakna mengasihi seluruh orang-orang yang beriman kelak di akhirat. Pada saat seorang hamba membaca ayat ini, sebagaimana disabdakan oleh nabi Muhammad saw, maka Allah swt mengikutinya dengan ucapan atsna ‘alayya ‘abdi,hambaku telah memuji kepadaku.

4.    Maliki Yawmiddin. “Tuhan yang menguasai hari kiamat”.

Pengakuan sekaligus pujian, bahwa hanya Tuhanlah yang berkuasa pada hari kiamat. Ini merupakan pujian ketiga berturut-turut, dan begitulah pendidikan dari Tuhan kepada manusia. Pada saat seorang hamba membaca ayat ini, sebagaimana disabdakan oleh nabi Muhammad saw, maka Allah swt mengikutinya dengan ucapan majida-ni ‘abdi, hambaku telah memujiku.

5.    Iyyaka Na’budu wa iyya Khanas Ta’im. “Hanya engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepadamu lah kami meminta pertolongan”.

Dengan ayat ini kita menyatakan pengakuan bahwa hanya kepadanya saja kita memohon pertolongan, tiada kepada orang lain. Sebagaimana kita telah maklumi pada keterangan diatas. Allah adalah tuhan yang menciptakan dan memelihara. Oleh karena itu Dia menciptakan dan memelihara, maka hanya kepada Dia pula yang patut disembah. Adalah satuhal yang tidak wajar. Dan jelaslah bahwa kita tidak akan meminta pertolongan kepada yang lain selain Allah.

6.    Ihdinas-Shirathal Mustaqim.”tunjukanlah kami jalan yang lurus”.

Manusia tidak bisa berbuat bohong, oleh karenanya ia diajarkan untuk selalu memohon dan meminta yang dalam hal ini adalah permintaan untuk sebuah kebenaran. Dan hanya kepada Tuhan sajalah manusia itu memohon kebenaran. Makna kebenaran atau jalan yang lurus disini tentulah tidak sederhana, namun ia disimplifikasi pada ayat berikutnya.

7.    Shirathalladzina An’amta ‘Alayhim Ghoyril-Maghdhubi ‘Alayhim waladh-Dhollin. “Yaitu jalan orang-orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”.

Kenikmatan tuhan hanyalah diberikan kepada orang-orang yang dia kehendaki, dan itu bukanlah kepada orang-orang yang dimurkai dan yang memilih jalan sendiri. Abdullah ibn Abbas menyebutkan bahwa orang-orang yang telah dianugerahi kenikmatan oleh Tuhan, diantaranya adalah para nabi, shodiqin, syuhada dan orang-orang yang shaleh, orang yang bersih jiwanya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.