Makalah Pancasila Peran Nilai Ketuhanan Dalam Mengantisipasi Dampak Negatif Globalisasi

MAKALAH PANCASILA
PERAN NILAI KETUHANAN DALAM
MENGANTISIPASI DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI

DOSEN PEMBIMBING 







OLEH:

 NAMA : 
PRODI : 
NIM : 
KELAS : A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
  Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang lahir karena kemajemukan dan perbedaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh kepahitan dan perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Bukan merupakan hal yang mudah bagi para pendiri negara (founding fathers) menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, dan menetapkannya sebagai dasar negara. Namun dengan niat luhur dan mengesampingkan kepentingan kelompok, agama maupun golongan, pada tanggal 18 agustus 1945, dalam sidang pertamanya, PPKI telah menghasilkan kesepakatan untuk mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai konstitusi negara. 

       Sebagai Dasar Negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara universal dan tidak akan berubah oleh perjalanan waktu.

Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah diperjuangkan para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi batu ujian keberlangsungannya. Globalisasi telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan.

Globalisasi mempunyai dua sisi yang bertolak belakang. Satu sisi membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sedangkan sisi yang lain membawa dampak negatif. Hal ini tentu wajar, karena segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sempurna. Pasti ada baik dan buruk dalam setiap halnya.

Sebagai bangsa yang menganut Pancasila sebagai pandangan hidup, bangsa Indonesia tentu harus lebih selektif dalam menentukan budaya-budaya apa saja yang baik atau buruk sebagai dampak dari globalisasi. Pancasila, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, berperan penting sebagai penyaring dalam menyeleksi baik buruknya budaya yang dibawa arus globalisasi.Maka dari itu, dalam makalah ini akan membahas tentang peranan nilai ketuhanan yang merupakan salah satu unsur dalam pancasila dalam menghadapi dampak negative globalisasi.



BAB II

B.  Rumusan Masalah 
1.  Apakah yang dimaksud dengan nilai ketuhanan ?
2.  Apakah yang dimaksud dengan globalisasi itu ?
3.  Bagaimanakah peran nilai ketuhanan dalam menghadapi dampak negative globalisasi ?


BAB III 
PEMBAHASAN

        Tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya yang sudah  jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila. Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.

    Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu,  bahkan akan terasa lebih menyakitkan. 

         Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakkan dasar- dasar masyarakat modern,  bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan  bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. 

      Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga  budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. 

         Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat. 

       Dalam kondisi seperti ini, peran Nilai Ketuhanan dalam pancasila menjadi sangat penting. Sila pertama dalam pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan  bangsa yang religius bukan yang atheis. Bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang diyakininya dan memiliki kewajiban untuk menghormati sesama umat beragama. Sila ketuhanan merupakan sila yang mendasar bagi sila lain. Masalah keyakinan dan kepercayaan seseorang tidak dapat diganggugugat karena merupakan suatu hal paling hakiki yang dimiliki manusia. 

        Setiap manusia pasti memiliki kepercayaan masing-masing, yang ia yakini benar maka akan ia pertahankan. Setiap manusia yang meyakini adanya Tuhan, pasti melaksanakan perintah Tuhan. Setaip ajaran agama pastilah mengajarkan tentang suatu kebaikan. Memerintahkan berbuat kebajikan dan melarang berbuat buruk. Karena pada dasarnya, manusia hidup di dunia ini hanya sementara. Semua kenikmatan di dunia harus dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Tugas manusia di dunia ini adalah beribadah, yaitu melaksanakan perintah Tuhan. Bila terus berpedoman kepada hal itu, maka secara otomatis, kita akan lebih selektif sebelum menerima dan melakukan sesuatu guna menjaga diri dari perbuatan buruk. Bila kita sudah mampu membatasi diri sendiri, maka kita dapat menikmati dampak positif globalisasi tanpa harus hanyut dalam dampak negatifnya

BAB IV
PENUTUP

1.      Kesimpulan
  Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila yang paling mendasar bagi sila-sila lainnya dalam Pancasila. Ketuhanan yang berkaitan dengan kepercayaan merupakan hal yang paling hakiki dan tidak bisa diganggu gugat. Sebagai makhluk Tuhan, kita wajib menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain agar tercipta kedamaian antar umat beragama.  
Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya. Dalam era global, suatu  masyarakat/negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan. 
  Dengan berpedoman pada Pancasila, kita tidak perlu kehilangan jati diri bangsa karena arus globalisasi yang semakin hari semakin kuat menerjang. Khususnya jika kita berpegang teguh pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. 
 
2.      Saran 
Dalam menghadapi dampak negative globalisasi diperlukan nilai-nilai keimanan dan moralitas dan sikap selektif dalam memilih mana yang baik dan buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, diharapkan dampak negatif yang timbul dapat diminimalisasi.

DAFTAR  PUSAKA

1.      Megaisme. 2010. Sikap Kritis Terhadap Globalisasi,  http://megaisme.wordpress.com/2010/01/03/sikap-kritis-terhadap-dampak-globalisasi/
2.      Fearlessmey. 2012. Peran Sila Ketuhanan dalam Menghadapi Dampak Globalisasi, http://fearlessmey.wordpress.com/2012/06/17/peran-sila-ketuhanan-dalam-menghadapi-dampak-globalisasi/
3.      Sro web. 2012. Makalah Globalisasi, http://sro.web.id/makalah-globalisasi.html
4.      Soepandji , Budi Susilo. 2012. Revitalisasi Nilai Luhur Pancasila Dalam Kehidupan Nasional, http://budisusilosoepandji.wordpress.com/2012/06/07/revitalisasi-nilai-luhur-pancasila-dalam-kehidupan-nasional/ 
5.      http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
6.      Kompasiana. 2012. Nilai Nilai dalam Pancasila, http://sejarah.kompasiana.com/2012/10/07/nilai-nilai-dalam-pancasila/
7.      Pramono, Teguh. 2012. Dampak Globalisasi terhadap Masyarakyat Indonesia, http://tottoteguh.blogspot.com/2012/03/dampak-globalisasi-terhadap-masyarakat.html

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.