Resensi Novel Arah Langkah karya Fiersa Besari


Judul Buku          : Arah Langkah
Penulis                : Fiersa Besari
Jumlah Halaman : 304 halaman
Penyunting          : Juliagar R. N.
Tahun Terbit         : 2018
Penerbit               : Media Kita
ISBN                    : 978-979-794-561-9

Blurb

"Bulan April, tahun 2013, berawal dari niat dan tujuan berbeda salah satunya karena hati yang terluka, tiga pengelana memulai sebuah perjalanan menyusuri daerah-daerah di Indonesia. Lewat cara yang seru tapi menantang, mereka tidak hanya menyaksikan langsung keindahan negeri ini, mereka juga harus menghadapi pertarungan dengan kegelisahan yang dibawa masing-masing.

Arah langkah bukan sekedar catatan perjalanan yang melukiskan keindahan alam, budaya, dan manusia lewat teks dan foto. Tetapi juga memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di layar televisi. Meskipun begitu, semua daerah memang memiliki cerita yang berbeda-beda, namun didalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan bisa selalu dipertemukan."

"Arah langkah ini bukan hanya sekedar tentang perjalanan saya, tati juga tentang keindahan negeri ini, yang saya tangkap lewat mata dan abadikan lewat foto dan tulisan, dan ternyata meskipun diwarnai perbedaan, cinta dan persahabatan bisa dipertemukan dimanapun."
Tidak ingin menyembunyikan sesuatu yang senyatanya terjadi, Fiersa mengeluarkan kegundahahn hati yang ia sulap menjadi langkah besar melalui seuah tulisan. Cerita-cerita yang unik diberbagai daerah yang mampu ia persembahkan hingga menjadi sebuah buku. Cerita yang penuh dengan kejutan, menarik dan unik yang sayang apabila kita lewatkan.

Mulai dari pertemuan dengan teman yang ia jumpai di media sosial yang sama sekali ia belum pernah bertemu langsung, perjalanan yang bermodalkan menumpang angkutan umum, bermalam di emperan hingga rumah kawannya, berpisah dengan teman-temannya hingga dihadapkan dengan 2 pilihan, melanjutkan perjalanannya atau memilih untuk pulang.

Seorang petualang pasti akan mendapatkan sebuah kesulitan, itulah yang ia dapatkan saat itu. Namun kebesaran hati Fiersa saat menghadapi kesulitan-kesulitan itulah yang patut kita tiru. Meskipun rasa takut itu tiba, bung selalu kuat untuk tetap elanjutkan perjalanannya.

Beruntung Fiersa adalah seseorang yang pantang menyerah, hingga ia pun memberanikan diri untuk pergi dari zona nyamannya. Zona nyaman yang dimaksud yakni usaha untuk keluar dari rasa malas dan larut dalam kesedihan.

Buku ini merupakan buku ke empat dari Fiersa Besari setelah buku-buku yang lainnya, Garis Waktu, Konspirasi Alam Semesta dan Catatan Juang. Dibuku ini juga mengandung kata-kata motivasi yang patut kita contoh seperti,

"... satu-satunya penghalang langkah kita adalah rasa takut kita sendiri." hal 280
Patah hati karena orang yang disayangi pergi meninggalkannya merupakan penyebab Fiersa melakukan sebuah petualangan. Demi mengalahkan rasa takut yang ia hadapi saat melakukan pengembaraan, bung rela mengambil semua resiko yang ia hadapi. Hingga akhirnya ia pun berhasil mengalahkan rasa takut yang ada didalam dirinya.

"Bukanlah kenangan buruk yang membuat kita bersedih, tapi kenangan terindah yang takkan bisa terulang lagi." hal 246
 Setiap orang memiliki proses yag berbeda dalam menemukan siapa dirinya sendiri. Fiersa menemukan kala ia patah hati dan dalam pengembaraannya menyusuri negeri ini. Bahkan Paulo Choelho pun harus melakukan perjalanan panjang hanya untuk menemukan jati dirinya yang sesungguhnya.

"Suasana ini, gelak tawa ini, esensi ini, orang-orang ini menyadarkanku bahwa aku takkan pernah merasa sendirian. Mungkin aku kehilangan makna 'Pulang' karena memang aku tidak pernah pergi. Di negeri ini, dimanapun aku berada, adalah rumah." hal 285
Negeri ini adalah rumah kita semua, entah itu di sabang, jawa maupun papua adalah rumah kita semua. Tak ada batasan bagi kita tidak diperbolahkan mengenal bagian rumah kita. Adat, budaya maupun sejarahnya harus kita pelajari agar kita kenal dekat dengan rumah kita. Perjalanan dirumah sendiri haruslah nyaman, halangan maupun rintangan itulah yang harus kita taklukkan dan perbaiki.

"Sejauh apa pun jalan yang kita tempuh, tujuan akhir selalu rumah."

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.